Senin, 30 Januari 2012

celengan enthok

ini salah satu celengan kecil yang sangat jauh asalnya, berasal dari daerah malo - bojonegoro - jawa timur. tapi belinya cuma di jogja saja. kok bisa? berkat bantuan bentara budaya yogyakarta, saya dan beberapa penggembira seni bisa memiliki celengan dari tanah liat ini.

seingat saya banyak jenisnya, ada yang seri macan, disamping celengan macan direspon oleh para seniman, ada 2 set celengan seri macan, dari ukuran kecil sampai yang besar, terbeli oleh fotografer kondang jogja.
ini sebagian berita yang mengulas pameran tersebut :

 

Celengan, Bukan Lagi Sekadar Penyimpan Uang

suara merdeka Kamis, 01 September 2005
BEBARAPA dekade lalu, sebelum bank tumbuh bagai jamur pada musim hujan, orang menyimpan uang cukup di bawah kasur atau bantal. Ada pula yang menyelipkan di sela-sela gedek (dinding rumah dari anyaman bambu-Red) rumah. Yang ingin lebih aman, biasanya memasukkan uang ke dalam celengan.
Ya, celangan dulu memang sangat populer. Terbuat dari tanah liat dengan model bermacam-macam dan bentuknya dibuat seperti katak, anjing, kuda, babi, ayam, dan lembu. Selain itu celengan dari bambu juga digemari.
Kini, celengan tampaknya sudah nyaris punah. Orang lebih gampang menyimpan uang di bank, aman dan berbunga. Namun masih ada saja orang-orang yang berusaha mempertahankan keberadaan celengan dengan mengubah fungsi sebagai hiasan.
Belum lama ini di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) berlangsung pameran aneka macam celengan berbentuk satwa, mulai dari kucing, celeng, ayam, dan harimau dengan tajuk "Pameran Celengan Malo". Lihat saja lima ekor gajah aneka warna, kuning, hitam, merah jambu yang berjajar rapi di pojok ruangan. Seekor harimau yang mengenakan kostum superman terpampang di tengah-tengah ruangan, mengundang senyum penonton.
Celengan berbentuk hewan yang terbuat dari tanah liat tersebut dipamerkan sekaligus dijual untuk umum. Harganya pun cukup murah, ada yang Rp 5.000, ada pula yang mencapai Rp 50.000. Celengan sapi misalnya, hanya dijual Rp 35.000.
Harga sebesar itu tidaklah mahal karena celengan juga mendapat sentuhan dari seniman-senimam Yogyakarta seperti Yuswantoro Adi yang menorehkan lukisannya dalam celengan ''Super Macan''. Erica Hestu Wahyuni juga melukis sebuah celengan gajah dengan komposisi warna yang diberinya judul ''Gajah Wisnu in My Mind''.
Sentuhan Seni
Memang, celengan sekarang berubah fungsi dari tempat penyimpan uang menjadi hiasan rumah. Bentuknya pun terkena banyak sentuhan seni, dari fisik sampai lukisannya.
Lebih dari itu, celengan ternyata juga bisa menjadi wadah ekspresi seseorang untuk mengungkapkan protes. ''Celengan Panas'' karya Alex Luthfi misalnya menggambarkan kritik terhadap merebaknya korupsi di Indonesia. Dia melukis bintang, pohon beringin, dan padi kapas di tubuhnya. Celengan kuda itu dibungkus dengan plastik transparan, sedangkan di bawahnya terdapat beberapa uang pecahan Rp 100.000. Di tubuhnya tertulis ''Disita, Barang Milik Negara.''
Kepala Pengelola Bentara Budaya Yogyakarta, Hermanu, mengungkapkan, pameran celengan itu bertujuan melestarikan kerajinan rakyat yang terpinggirkan.
Kerajinan rakyat yang kini dipamerkan itu semuanya berasal dari Dukuh Karuk, Rendeng, Kecamatan Malo, Bojonegoro, Jawa Timur. Ngadimin salah seorang perajin menambahkan, kerajinan celengan bagi masyarakat Malo merupakan warisan nenek moyang sejak ratusan tahun silam. Saat ini lebih dari 200 keluarga menggantungkan hidup dari membuat celengan.
Setiap bulan rata-rata para perajin mampu membuat 100 celengan aneka macam bentuk. Celengan setinggi satu meter berbentuk sapi misalnya, dijual Rp 50.000, sedangkan yang berbentuk ayam kecil dijual Rp 5.000. (Agung PW-39n)

Minggu, 29 Januari 2012

topeng kertas 3 dimensi

meski terhitung barang baru, masih dalah hitungan jari tangan saja umurnya tapi topeng-topeng ini dulunya memberikan bekas kenangan yang mendalam bagi saya. waktu kecil dulu tiap tahun pasti beli tapi tidak berumur lama pasti dah hancur atau kelipat hingga rusak. setelah rusak ya dibuang saja.

beberapa tahun kemarin saat bodo (bukan bodo = goblok) atau hari raya idul fitri. ada sebuah tempat dekat kelahiran saya yang selalu menjual berbagai mainan anak-anak. yang paling saya incar ya cuma topeng kertas 3 dimensi ini. kecuali di tempat tersebut, kadang penjual mainan seperti ini sering berada diantara penjual yang lain saat ada pertunjukan wayang atau keramaian yang lain. tapi untuk 2 hal ini tidak bisa diprediksi ketersedian barangnya.
ada 3 macam topeng versi panji dan 5 topeng tentang wanara atau munyuk atau kera dalam kisah pewayangan. sangat menghibur di kala senggang main dan berfoto dengan anak-anak (the pai family) menggunakan topeng seperti ini. meski dulunya ada rasa takut namun selang beberapa waktu sudah tidak menakutinya.

Jumat, 27 Januari 2012

topeng kertas

dulu sempat mengunjungi toko lama di daerah kebumen. banyak ditemukan mainan-mainan lama yang bersumber dari kertas, terutama yang tahun 90-an. walau tidak terlalu tua tapi tetap menarik untuk dikoleksi. apalagai saat itu dapatnya buaaanyak banget. jadi bagi teman-teman yang menginginkan barter atau membeli silahkan saja. ada 4 jenis. samurai, robocop, supergirl dan flash gordon. pas bagian matanya saja belum bolong tuh. tinggal dipasangi karet di bagian lobang kecil yang terdapat disamping kiri dan kanan terus karet dimasukkan ke telinga. topeng sudah siap untuk mejeng dan dipamerkan kepada teman-teman sekampung.

Rabu, 25 Januari 2012

lotto - legspel - kwartet
dalam 1 kotak kardus ini berisi 3 buah permainan. ada lotto, ada legspel dan kwartet.

yang sudah familiar dengan kita tentunya adalah permainan kwartet.

tapi jika anda pengin ngerti cara mainnya juga harus baca aturan pakainya dalam bahasa londo.
mungkin ini dah berumur 80 tahun lebih. namun kondisi barang sudah tidak lengkap sejak dapatnya.
meski begitu tetap menarik untuk dikoleksi biar membuka wawasan kita tentang permainan-permainan produk negara penjajah.

Selasa, 24 Januari 2012

het meest origineele spel
atau permainan yang paling asli
begitulah terjemahannya menurut mbah google. salah satu jenis permainan yang dibawa oleh bangsa belanda dan disebarkan ke bangsa jajahannya - indonesia. yang namanya permainan tentu kalo menarik akan selalu dikenang dan ditularkan ke anak-cucunya.
salah satunya jenis permainan ludo (saya tahunya namanya), cara bermainannya dimulain dari lingkaran yang diblok dengan warna tertentu dengan huruf A.
setelah ditentukan siapa yang bermain pertama kali maka dia berhak melempar dadu. mata dadu yang muncul itulah langkah yang harus dimajukan ke dalam lingkaran-lingkaran di depannya.
bila nanti pionnya menerjang pion pemainnya yang didepannya, maka pion yang diterjang harus mulai dari langkah awal atau kembali ke lingkaran dengan blok warna tertentu.
pemenangnya adalah pemilik pion yang finish terlebih dulu sampai di lingkaran dengan blok warna yang sama dengan warna pion atau keliling 1 putaran tanpa kena tabrak pion yang lain.
pada alas permainan terdapat 2 variasi permainan ludo. jenis yang pertama adalah bentuk yg sudah familiar (sering kita jumpai dan dijual pada bakul-bakul mainan) sedang yang kedua jarang kita lihat atau temui. tapi yang pasti cara bermainnya sama.
namun jika anda ingin bermain sesuai dengan versi yang di belanda sana, silahkan baca petunjuk permainan seperti yang tertempel di bagian tutup box kemasan ini.


njerone omah oemboel

njerone sama dengan berarti bagian dalam;
omah sama dengan berarti rumah;
oemboel sama dengan berarti mainan anak-anak yang populer tahun 70-an hingga 90-an. padahal oemboel sendiri sudah ada sejak akhir tahun 1920-an. nanti kita bahas sendiri saja ya... atau baca buku juga dah ada kok yang bahas tentang gambar oemboel.
omah oemboel terletak di bagian jogja utara, masih dalam radius zona merah waktu meletusnya gunung merapi oktober 2010. walau hanya sekitar 500 meter sudah keluar dari zona merah. tepatnya terletak di dusun krandon, wedomartani, ngemplak, sleman, jogjakarta. kalo ancar-ancarnya, masuk dari jalan kaliurang km 10, cari pasar gentan (kalo dari arah ringroad utara, pasarnya ada di sebelah kanan), setelah pasar persis ada jalan masuk, ikuti jalan tersebut lurus saja (melewati hotel purnama iv) kira-kira sejauh 2 km. meski ada jalan belok atau menikung, carilah yang lurus saja hingga menemui jalan yang bercabang 2. cabang kiri jalannya halus-mulus, yang kanan jalannya jelek - aspal tapi bukan hotmix. anda pilih jalan yang kana hingga mentok menemukan lapangan voli, anda belok kanan sekitar 200 meter ketemu jalan cabang yang depannya sawah dan pohon pisang. anda pilih yang kanan ya... cari pagar yang berpintu stainless stell. jangan ketok tuh pagar, anda harus telpon kami biar dibukakan pintunya karena kita biasa bercengkerama di belakang (berjarak 100 meter dari pintu pagar hehehe). ga mungkin dengar kan...
meskipun kita hanya tergambar dalam sepasang mainan anak-anak yang bernama terbang (jawa), sejenis rebana kecil yang sangat terkenal pada tahun 70-an dan 80-an awal. dulu saya sering beli jika ada perayaan sekaten, agustusan atau hari raya. mainnya dengan dipukul memakai lidi yang ujungnya diberi tanah liat yg sudah kering. kadang kalo kena lembab, kertas semen yang menjadi membran jadi lembek maka kita perlu ke dapur duduk di depan tungku yang sedang menyala dan pegang terbang di depan api sambil memukul-mukulkan stik dari lidi tadi hing terdenga suara yang nyaring pertanda kertas semennya sudah kencang lagi dan siap untuk dimainkan. sayang kadang mainan ginian tidak bertahan lama, kalo jatuh ya sudah bubar semuanya karena bingkai yang dibuat dari tanah liat pecah berkeping-keping. tentunya kertas membrannya sudah ga bisa kencang lagi.
sekilas info : gambar wajah kita berdua ini dibuat oleh seniman jogja yang kondang dengan lukisan realis-nya. sosoknya tambun beda dengan teman-teman pelukis yang lain. coretannya berbayar sepuluh ribu rupiah per 1 terbang. kita minta jasanya pakde yuswantoro adi saat acara pasar yakoban di bentara budaya yogyakarta tahun 2008. pasar yakoban terselenggara pada saat bulan september bertepatan dengan hari ulang tahunnya bentara (septemberan).